Pemerintah Mulai Langkah Besar Selamatkan Badak Jawa
SIARAN PERS
Nomor: SP. 182/HUMAS/PP/HMS.3/8/2025
Jakarta, 26 Agustus 2025
Pemerintah melalui Kementerian Kehutanan siap memulai langkah bersejarah yakni menyelamatkan Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dari ancaman kepunahan. Upaya ini dilakukan melalui program translokasi Badak Jawa dari habitat aslinya di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) ke kawasan khusus konservasi yang lebih aman dan terkendali.
Kick-off translokasi dijadwalkan berlangsung bulan Agustus ini dan akan dipimpin langsung oleh Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni. Agenda ini sekaligus menjadi tanda dimulainya “Operasi Merah Putih”, nama resmi untuk seluruh rangkaian penyelamatan Badak Jawa.
Populasi Badak Jawa saat ini hanya ada di TNUK. Ketergantungan pada satu habitat membuat satwa ikonik dunia ini sangat rentan seperti bencana alam, wabah penyakit, hingga rendahnya variasi genetik bisa sewaktu-waktu mengancam kelestarian mereka.
Karena itu, pemerintah bersama para ahli dan mitra konservasi menyiapkan strategi penyelamatan jangka panjang agar Badak Jawa memiliki masa depan yang lebih aman.
Translokasi bukan sekadar memindahkan satwa, tapi proses panjang dan hati-hati yang sudah dipersiapkan sejak bertahun-tahun lalu dan melalui sejumlah tahapan, diantaranya:
- Persiapan Lapangan – Survei populasi, pemetaan habitat, pembangunan fasilitas pit-trap (perangkap aman), boma (kandang sementara), hingga akses logistik.
- Pemilihan Individu – Seleksi badak dilakukan dengan mempertimbangkan umur, jenis kelamin, kondisi kesehatan, dan nilai genetik berdasarkan penelitian DNA selama lima tahun terakhir.
- Pengamanan & Medis – Badak diamankan menggunakan metode yang aman, kemudian diperiksa kesehatannya sebelum masuk masa adaptasi.
- Transportasi – Pemindahan dilakukan dengan pengawasan ketat, baik lewat darat maupun laut, menuju lokasi tujuan di Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA).
- Pelepasan & Monitoring – Setelah dilepaskan di paddock JRSCA seluas 40 hektar, badak akan dipantau intensif menggunakan kamera jebak dan sistem pelacakan satelit.
Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Satyawan Pudyatmoko, menegaskan seluruh tahapan dilakukan dengan standar internasional dan prinsip kesejahteraan satwa.
“Keselamatan Badak Jawa adalah prioritas utama,” ungkapnya.
Program ini tidak hanya melibatkan Kementerian Kehutanan, tapi juga didukung oleh TNI/Polri, akademisi, peneliti, NGO, dunia usaha, serta masyarakat. Dengan kerja bersama, pemerintah optimistis Badak Jawa akan memiliki populasi yang lebih sehat dan berkelanjutan di masa depan.
Indonesia Government Takes a Major Step to Save the Javan Rhino
The Government, through the Ministry of Forestry, is set to embark on a historic step to save the Javan Rhino (Rhinoceros sondaicus) from the threat of extinction. This effort will be carried out through a Javan Rhino translocation program, moving individuals from their natural habitat in Ujung Kulon National Park (UKNP) to a special conservation area that is safer and more controlled.
The translocation kick-off is scheduled for this August and will be led directly by the Minister of Forestry, Raja Juli Antoni. This agenda also marks the official launch of “Operasi Merah Putih” (Red and White Operation, Red and White are colour of Indonesia’s flag), the official name for the entire Javan Rhino rescue initiative.
The Javan Rhino population currently exists only in UKNP. Relying on a single habitat makes this world’s iconic species highly vulnerable—natural disasters, disease outbreaks, and low genetic diversity could at any time threaten their survival.
Therefore, the government, together with experts and conservation partners, has prepared a long-term rescue strategy to ensure the Javan Rhino has a safer future.
Translocation is not simply about moving animals; it is a careful, multi-year process that has been prepared through a series of steps, including:
-
Field Preparation – Population surveys, habitat mapping, construction of pit-trap (safe traps), boma (temporary enclosures), and logistical access.
-
Individual Selection – Rhinos are chosen based on age, sex, health condition, and genetic value, supported by DNA research over the last five years.
-
Security & Medical Care – Rhinos are secured using safe methods, followed by health examinations before entering an adaptation period.
-
Transportation – Transfers are carried out under strict supervision, both by land and sea, to the designated site at the Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA).
-
Release & Monitoring – After being released into a 40-hectare paddock at JRSCA, rhinos will be closely monitored using camera traps and satellite tracking systems.
The Director General of Natural Resources and Ecosystem Conservation (KSDAE), Satyawan Pudyatmoko, emphasized that all stages are implemented under international standards and animal welfare principles. “The safety of the Javan Rhino is our top priority,” he stated.
This program involves not only the Ministry of Forestry but is also supported by the military and police (TNI/Polri), academics, researchers, NGOs, the private sector, and local communities. Through collective action, the government is optimistic that the Javan Rhino will achieve a healthier and more sustainable population in the future.