Telah meninggal dunia tokoh konservasi Indonesia Widodo Sukohadi Ramono, yang wafat pada 24 Desember 2020 pukul 11.00 di Rumah Sakit Bogor Senior Hospital. Almarhum wafat pada usia 75 tahun meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak.
Hingga saat terakhirnya sebelum jatuh sakit pada akhir November lalu, almarhum masih bekerja di lapangan membantu pemerintah Indonesia dalam upaya penyelamatan badak Sumatera di propinsi Lampung. Sambil terus mengenakan masker dan menjaga jarak, almarhum selalu menegaskan kepada seluruh rekan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.
Saat ini Badak Jawa tersisa dibawah 80 ekor dan badak Sumatera diyakini tersisa dibawah 80 ekor. IUCN memasukkan Badak Jawa dan Badak Sumatera ke dalam kategori Kritis Diambang Kepunahan.
Almarhum memenangkan pertarungan melawan infeksi Covid-19 dan dinyatakan secara resmi sembuh dari Covid-19 setelah menjalani perawatan selama dua minggu di Bogor.
Dalam masa pemulihan setelah dinyatakan negatif dan sembuh dari Covid-19, tim dokter menemukan bahwa pertarungan yang dimenangkan almarhum melawan Covid-19 menyisakan kerusakan hebat dalam tubuh beliau, mengakibatkan komplikasi yang menyebabkan almarhum meninggal dunia.
Hingga akhir hayatnya, almarhum masih berkomunikasi menguatkan rekan-rekan pejuang konservasi badak untuk terus semangat dan menjaga kesehatan serta mematuhi protokol kesehatan.
Sepanjang hidupnya, Widodo Ramono memusatkan diri pada penyelamatan Badak Jawa dan Badak Sumatera serta habitat asli mereka terutama di Ujung Kulon, Bukit Barisan Selatan, dan Way Kambas Lampung.
Kepakaran almarhum tentang konservasi badak melewati batas negara, dimana almarhum menjadi rujukan banyak ahli dan pakar biologi serta konservasi badak internasional. Semasa hidup, almarhum menerima berbagai penghargaan nasional dan internasional atas pengabdian almarhum.
Diantaranya beliau menerima anugerah penghargaan IUCN Peter Scott Award for Conservation Merit tahun 2015. Penghargaan tersebut diberikan IUCN atas pekerjaan seumur hidupnya untuk menyelamatkan Badak Jawa dan Sumatera dari kepunahan, dari hari-harinya di lapangan di Taman Nasional Ujung Kulon, hingga komitmen teladannya sebagai pejabat senior pemerintah Indonesia, hingga kepemimpinannya saat ini di Yayasan Badak Indonesia.
IUCN adalah Persatuan keanggotaan yang terdiri dari pemerintah dan organisasi masyarakat sipil. IUCN memanfaatkan pengalaman, sumber daya, dan jangkauan lebih dari 1.400 organisasi anggotanya serta masukan dari lebih dari 17.000 pakar. Keragaman dan keahlian yang luas ini menjadikan IUCN sebagai otoritas global, mengenai status alam dan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaganya.
Almarhum Widodo Ramono juga mendapat penghargaan Knight of Order of the Golden Ark tahun 1991 dari Yayasan Golden Ark yang dipimpin Pangeran Bernhard di Belanda atas pengabdian almarhum memimpin konservasi Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon.
Almarhum sebelumnya tahun 2014 mendapat anugerah penghargaan IUCN WCPA Fred M. Packard, atas “layanan luar biasa untuk kawasan lindung dan konservasi” di seluruh dunia. Semasa hidup, almarhum dipercaya ditingkat dunia menjadi International Union for Conservation of Nature (IUCN) Survival Service Commission (SSC) – Asian Rhino Specialist Group, IUCN – SSC Asian Elephant Specialist Group/Deputy Chair, IUCN World Commission on Protected Areas (WCPA), sebagai Anggota Dewan Penasihat Borneo Orangutan Survival BOS Foundation, serta IUCN – SSC Crocodile Specialist Group.
Selain itu baru-baru ini, Almarhum menerima anugerah penghargaan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Perayaan Hari Lingkungan Hidup unsur pendukung penguatan fungsi kawasan konservasi.
Sebelumnya, beliau telah berperan aktif di berbagai kegiatan konservasi, antara lain sebagai Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Kehutanan, Direktur Konservasi Kawasan dan Taman Nasional Kementerian Kehutanan, Sekretaris Direktorat Jenderal PHKA Kementerian Kehutanan, Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan dan Perkebunan Daerah Istimewa Aceh, Kepala Dinas Kehutanan Daerah Istimewa Aceh, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam II Sumatera Bagian Selatan, serta Kepala Unit Konservasi Alam Ujung Kulon.
.
Segenap keluarga besar Yayasan Badak Indonesia (YABI) turut berduka cita atas wafatnya Bapak Widodo Sukohadi Ramono (Ketua Pengurus dan Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia). Semoga amal dan ibadah Almarhum diterima Allah SWT, serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. aamiin