Ordo : Perissodactyla
Sub-ordo : Ceratomorpha
Super-famili : Rhinoceratoidea
Famili : Rhinocerotidae
Genus : Rhinoceros Linnaeus (1758)
Spesies : Rhinoceros sondaicus (Demarest, 1822)
MORFOLOGI
- Bercula satu dengan ukuran panjang rata-rata 20 – 25 cm, dan dapat mencapai 30,5 cm. Cula tumbuh pada badak jantan, namun terkadang dijumpai adanya cula pada badak betina dewasa walaupun hanya sebesar kepalan tangan.
- Ukuran tubuh badak jawa lebih besar dari badak sumatera, dengan bobot antara 900-2,300 kg, tinggi 1,2 – 1,7m dan panjang 3 – 3,4m. Ukuran badak betina dapat lebih besar daripada badak jantan.
- Warna kulit abu-abu, dengan kulit luar memiliki corak mozaik dan kulit yang tebal membentuk lipatan-lipatan sehingga terlihat seperti lapisan baju baja. Terdapat tiga lipatan melintang dipunggungnya yaitu lipatan kulit pada bagian bawah leher hingga bagian atas yang berbatasan dengan bahu dengan lipatan atas punggung membentuk sadel (pelana), juga lipatan terdapat dibagian dekat pangkal ekor dan bagian atas kaki belakang.
- Rambut pada kulit hanya tampak saat muda yang perlahan mulai tidak tampak seiring pertumbuhannya kecuali pada daun telinga, rambut kelopak mata, dan ujung ekor.
- Matanya kecil dikelilingi lipatan kulit.
- Hidung memiliki lubang yang dapat ditutup.
- Bentuk bibir atas seperti jari (panjang melancip).
- Memiliki tiga kuku pada kakinya.
POPULASI DAN PERSEBARAN
Badak jawa sebelumnya menempati daerah penyebaran yang cukup luas di Asia Tenggara meliputi Teluk Benggala (India) hingga Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Semenanjung Malaya, Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Populasi di Vietnam dinyatakan punah tahun 2010. Populasi badak jawa saat ini telah terbatas, terkonsentrasi pada Taman Nasional Ujung Kulon sejak 1930-an. Ukuran populasi stabil sejak tidak ada data perburuan yang terekam selama 3 dekade. Saat ini terdapat 77 individu (Press Release Balai TNUK tahun 2022) yang tersebar di bagian selatan kawasan Semenanjung Ujung Kulon, yaitu daerah-daerah aliran sungai Cibandawoh, Cikeusik, Citadahan dan Cibunar. Daerah sebaran tersebut merupakan daerah dataran rendah, memilki sumber air dan memiliki kecukupan pakan sepanjang tahun, serta relatif minim terhadap gangguan manusia. Akan tetapi habitat badak di TNUK diprediksi mendekati batas daya dukung dan populasi badak akan sulit berkembang tanpa upaya pengelolaan yang intensif.
HABITAT
Badak jawa menempati habitat yang memiliki kriteria tertentu dari beberapa aspek seperti ketinggian, kelerengan, suhu dan kelembaban udara, ketersediaan air, potensi kubangan, kemasaman tanah, ketersediaan garam mineral, ketersediaan tumbuhan pakan, dan tingkat gangguan manusia. Badak jawa menyukai habitat hutan hujan dataran rendah dan rawa-rawa. Walaupun demikian, ada juga badak jawa yang ditemukan pada ketinggian 600 m di atas permukaan laut, yaitu di daerah Gunung Honje, Taman Nasional Ujung Kulon. Badak jawa menyukai kondisi habitat dengan hutan yang rimbun, daerah semak dan perdu yang rapat, kurang menyukai tempat-tempat yang terbuka, terutama pada siang hari.
Badak jawa lebih berdaptasi di lingkungan dataran rendah daripada daerah pegunungan, khususnya apabila mereka hidup simpratrik dengan badak sumatera. Namun, bila mereka tidak ditemukan bersamaan, maka badak jawa kadang juga dijumpai didaerah pegunungan.
PERILAKU
- Badak jawa adalah satwa browser dan terutama memakan ranting dan batang kecil. Setelah makan satu atau lebih tumbuhan di suatu titik, badak jawa akan pindah ecara perlahan kemudian berhenti sesaat untuk makan lagi dari waktu ke waktu. Rute perjalanan mencari makannya dapat terlihat oleh permudaan yang roboh dan seringnya mengarah kepada pakan sebelumnya. Badak jawa cenderung merubah jenis pakan dari satu ke lainnya dalam sekali perjalanan makan.
- Defekasi badak jawa menghasilkan kotoran berupa bolus dengan diameter 7 – 20 cm sesuai dengan kelas umur badak. Kotoran segar berwarna kuning kecoklatan dengan bau seperti kotoran kuda. Kotoran segar sering dikunjungi oleh lalat. Terkadang kotoran seperti tersapu oleh babi yang berharap menemukan serangga. Badak jawa biasanya membuang kotoran di dua tipe lokasi yaitu di air sungai yang mengalir, dan di pegunungan atau bukit, atau di sisi jalan utama dan di penyeberangan.
- Badak jawa biasanya membuang urin saat berkubang dan saat berjalan.