Jakarta. Pada Senin, 20 Januari 2025 dilakukan pemaparan hasil analisis DNA dan e-DNA sample badak sumatera oleh Laboratorium Konservasi Genetik dan Genom IPB University (Dr. Ir. Dedy Duryadi Solihin, DEA), serta Laboratorium Sistematik Hewan, Biologi Tropika Universitas Gadjah Mada (Dr. Dwi Sendi Priyono). Sample yang dianalisis tersebut merupakan sample rambut (DNA) serta air dan sedimen kubangan (e-DNA) yang diambil dari Taman Nasional Way Kambas dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan oleh tim Rhino Protection Unit (RPU) di tahun 2024. Metode ini menjadi metode alternatif untuk survey dan monitoring badak sumatera karena tidak perlu berinteraksi langsung dengan organisme yang bersangkutan (non invasif).
Dari sample yang dikirimkan ke IPB University dan Universitas Gadjah Mada, telah dinyatakan bahwa sample DNA maupun e-DNA tersebut positif menunjukkan individu badak sumatera.
“Dari sampel yang dikirim, disimpulkan bahwa sampel yang berasal dari TNBBS menunjukkan 99,85% – 100% kecocokan dengan individu badak sumatera dari dua individu berbeda. Sedangkan sampel yang berasal dari TNWK menunjukkan 99,42% – 100% kecocokan dengan individu badak sumatera, dimana sample berasal dari 2-3 individu yang berbeda.” ucap Dr. Ir. Dedy Duryadi Solihin, DEA.
Dr. Ir. Dedy Duryadi Solihin, DEA menambahkan, pemasangan camera trap di titik-titik lokasi pengambilan sampel dapat menjadi langkah dan verifikasi lebih lanjut dari hasil analisis sample-sample tersebut. Selain itu, dari hasil analisis menunjukkan bahwa sampel air kubangan dan sampel rambut dari kubangan lebih efektif untuk dikumpulkan dibanding dengan sampel sedimen kubangan.
Di sisi lain, Dr. Dwi Sendi Priyono menjelaskan bahwa analisis sampel yang berasal dari TNBBS dan TNWK dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan. Dari hasil analisis menyimpulkan bahwa 4 sampel dari TNBBS dan 3 sampel dari TNWK positif menunjukkan individu badak sumatera. Selain sampel dari kubangan, jaring laba-laba, permukaan daun, dan udara juga dapat menjadi sample alternatif yang dapat dikumpulkan untuk dianalisis DNA.
Kegiatan paparan hasil ini dipimpin oleh Nunu Anugrah, S.Hut., M.Sc selaku Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Spesies, dan Genetik (KKHSG), Direktorat Jenderal KSDAE, Kementerian Kehutanan RI.
“Hasil analisis dari IPB dan UGM ini menjadi titik terang bagi kita dalam upaya pencarian individu badak sumatera di TNWK dan TNBBS, dimana metode ini dapat dibuktikan secara sains (science-based),” jelas Nunu Anugrah.
Kepala Balai Besar TN Bukit Barisan Selatan, Kepala Balai TN Way Kambas, Yayasan Badak Indonesia, Yayasan Kehati/TFCA-S, International Rhino Foundation, dan Taman Safari Indonesia turut hadir dalam kegiatan pemaparan hasil analisis DNA dan e-DNA badak sumatera ini.