Pada hari Kamis (15/03/2016) Masyarakat Dusun Margahayu, Desa Labuhan Ratu VII, yang menjadi desa penyanggga Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur, Bersama Balai TNWK, Yayasan Badak Indonesia (YABI) dan Puslitbang Lingkungan Hidup UNILA melakukan penanaman jenis pakan Badak Sumatera. Lokasi penanaman berada di areal lahan Rumah Konservasi, Dusun Margahayu seluas 1.200 m2.
Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan bersama yang diinisiasi antara YABI, UNILA dan masyarakat Dusun Margahayu didukung oleh Balai Taman Nasional Way Kambas (BTNWK) dalam upaya pemberdayaan masyarakat desa. Setelah sebelumnya masyarakat Dusun Margahayu telah melaksanakan kegiatan kunjungan ke Suaka Rhino Sumatra (SRS) untuk pengenalan 7 (tujuh) badak sumatera bersamaan dengan pengenalan jenis pakan badak yang berada di SRS dan kemudian dilanjutkan kegiatan studi banding ke kawasaan demplot restorasi pengkayaan jenis pakan badak binaan YABI di Rawa Kijang, Resor Margahayu, Kuala Penet, TNWK.
Terselenggaranya kegiatan ini memberikan peluang kegiatan ekonomi alternatif bagi masyarakat Desa Margahayu dan menjawab salah satu tantangan kelangkaan persediaan tumbuhan pakan badak sumatera di SRS yaitu sebanyak 20 kg/hari/individu. Kegiatan ini mengundang masyarakat untuk melakukan penanaman tanaman pakan badak di area Rumah Konservasi yang masih luas. Jenis pakan yang ditanam di area ini berasal dari tumbuhan yang berkecambah dari kotoran individu badak yang ada di SRS, pupuk yang dipakaipun berasal dari kotoran badak. Jenis pakan badak yang ditanam diantaranya Kasapan (Crocon caudatus), Akar merah (Mussaendra trondosa) Sirihan (Piper rectrofacttum) , Pulai (Alstonia scholaris), Putihan (Clibadium surinaraense), dan Mahang ( Macaranga Sp.).
Jika demplot pengkayaan jenis pakan badak sumatera di Rumah Konservasi ini berhasil, maka area ini pun akan menjadi tempat kajian dari berbagai disiplin ilmu termasuk botani, pengembangan ekowisata dan studi analisa pakan badak selain di SRS dan tentu saja dapat berguna secara ekonomi bagi masyarakat dusun Margahayu.
Oleh Yuliane Afterya – Asisten Manajer Wilayah Sumatera