Kunjungan pembina YABI, bapak Sukianto Lusli ke kantor pusat YABI, Bogor

News & Facts

Pada 12 November 2019 siang, pembina YABI Bapak Sukianto Lusli datang ke kantor pusat YABI di Bogor untuk menggelar diskusi dengan Direktur Eksekutif YABI, Bapak Widodo Ramono mengenai rencana strategis serta persiapan pelaksanaannya. Dalam diskusi tersebut, Bapak Sukianto Lusli mengingatkan kembali visi 25/10 YABI yang telah disampaikan dalam rapat Dewan Pembina dan Dewan Pengurus YABI tanggal 26 Maret 2019 di Hotel Safari Internasional Cisarua. Visi tersebut merupakan acuan yang harus diperjuangkan secara sungguh-sungguh seluruh elemen pelaksana.

_DSC0868

VISI BADAK YABI 25/10

Visi 25/10 adalah rencana agar Indonesia memiliki 25 kelahiran Badak Sumatera dalam 10 tahun ke depan.

Pencapaian visi 25/10 menuntut upaya penangkaran Badak Sumatera terbaik, didorong dengan percepatan kawin dan kebuntingan badak melalui pemeliharaan kesehatan yang sangat berhati-hati, pemberian pakan yang baik, faktor kesejahteraan yang baik, dan pemberian kesempatan bagi badak untuk seluas-luasnya mengekspresikan diri dalam melanjutkan keturunan.

Selain upaya yang prima terhadap pemeliharaan badak, diperlukan upaya memperkuat kesiapan sarana Suaka Rhino Sumatera sebagai Pusat Keunggulan (Center of Excellence) pengembang-biakan badak, antara lain kesiapan pemeliharaan badak dan kesiapan laboratorium sebagai Pusat Keunggulan konservasi badak Sumatera.

Untuk mendorong percepatan penangkaran seraya memperhatikan kesehatan genetik, diperlukan adanya tambahan (1 atau 2) badak Sumatera yang “reproductive viable” ke SRS, dimana surat permohonan tambahan badak telah diajukan kepada Direktur Jenderal KSDAE dan saat ini dalam proses persetujuan tertulis dari Kementerian Lingkungan Hidup da Kehutanan.

Selain mengupayakan peningkatan kualitas di bidang penangkaran diperlukan adanya kepastian penambahan jumlah individu di alam. Untuk membuktikan hal ini, sangat diperlukan pendataan melalui kamera jebak untuk meyakinkan adanya laporan ditemukannya induk bersama anak baik di Bukit Barisan Selatan maupun di Way Kambas. Pemantauan dan perlindungan secara intensif tetap harus dilakukan.

Menindak lanjuti upaya pelaksanaan Rencana Darurat Penyelamatan Badak Sumatera, diperlukan upaya penyadartahuan secara sungguh-sungguh tentang pentingnya menyelamatkan badak yang tersisa dan kemudian membiakkannya di SRS-SRS. Langkah dari penemuan keberadaan badak adalah langkah penangkapan. Bapak Sukianto menyatakan bersedia melatih dan memimpin kelompok yang ditugasi untuk penangkapan dan translokasinya ke SRS.

No results found.
Menu