2012, 2016, dan 2022 adalah tahun-tahun bersejarah bagi Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK). Tahun-tahun tersebut menguras emosi karena adanya kelahiran anak badak sumatera di SRS TNWK.
Di tahun 2022, hari yang menguras emosi itu terjadi di tanggal 24 Maret 2022. Di siang hari tepatnya pada pukul 11.44 WIB, badak sumatera rosa melahirkan seekor badak sumatera betina hasil perkawinannya dengan badak andatu. Sebelum berita bahagia ini diketahui secara luas, para dokter hewan dan perawat badak (keeper) yang berada di garis terdepan menyaksikan secara langsung proses kelahiran tersebut, merupakan orang-orang pertama yang merasa lega dan tersenyum bahagia ketika anak badak sumatera kembali lahir di SRS TNWK.
Sejak kedatangan badak sumatera pertama ke SRS TNWK pada Januari 1998, SRS sudah berhasil melahirkan tiga anak badak sumatera. Mereka adalah Andatu (2012), Delilah (2016), dan anak dari badak Rosa dan Andatu (2022). Kelahiran anak-anak badak sumatera di SRS TNWK menunjukkan kepada dunia bagaimana komitmen Pemerintah Indonesia terhadap upaya konservasi badak sumatera.
SRS TNWK sendiri merupakan suatu kawasan yang dibangun di Zona Khusus Taman Nasional Way Kambas dengan luas 9260 ha. Proses pembangunan SRS TNWK dilakukan pada tahun 1996. Di kawasan ini, badak sumatera hidup dengan konsep pengelolaan semi in-situ dalam kawasan alami dengan luas 250 ha. Interaksi perawat dan dokter hewan dengan badak adalah seminimal mungkin, agar program pengembangbiakan bisa berhasil.
SRS TNWK memiliki tujuan yaitu sebagai sarana untuk membantu populasi badak sumatera mampu bertahan hidup sampai akhir zaman. Badak sumatera hasil pengembangbiakan menghasilkan keturunan yang cukup untuk dapat dilepas liarkan di habitat alami.
Setelah adanya kelahiran anak badak pasangan badak Rosa dan Andatu, kini terdapat delapan ekor badak sumatera yang menempati SRS TNWK. Badak-badak itu adalah Bina, Andalas, Ratu, Rosa, Harapan, Andatu, Delilah, dan anak badak yang baru lahir. Setiap hari, masing-masing badak mendapatkan pemeliharaan dari perawat badak dan dokter hewan, terutama untuk memantau perilaku dan kesehatan fisik.
Dokter Zulfi, Dokter Vidi dan Dokter Fera (dokter SRS TNWK) bersama anak badak Rosa.