Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) merupakan rumah bagi beberapa satwa terancam punah yang salah satunya Badak Sumatera. Saat ini kondisi populasi badak sumatera semakin menurun akibat beberapa ancaman seperti perburuan liar, perdagangan illegal, perusakan atau degradasi habitat, perambahan hutan ke dalam kawasan konservasi, sifat intrinsik badak dan keterbatasan-keterbatasan dalam upaya konservasi. Melihat kondisi tersebut, dalam upaya meningkatkan pengelolaan kawasan TNBBS, Yayasan Badak Indonesia (YABI) bersama-sama dengan WCS, WWF dan Balai Besar TNBBS akan melaksanakan proyek “Conserving the Bukit Barisan Selatan National Park (BBSNP) as UN World Heritage in Sumatra” yang didanai oleh Federal Ministry for Environment, Nature Conservation, Building and Nuclear Safety (BMUB) – IKI melalui bank KfW Jerman. Proyek ini (selanjutnya disebut Rhino-KfW Project) akan berlangsung selama 6 (enam) tahun 2017 – 2023.
Sebagai langkah awal pelaksanaan proyek dimaksud, Balai Besar TNBBS bekerja sama dengan Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, YABI, WCS dan WWF telah menyelenggarakan Inception Workshop pada tanggal 8 Desember 2017 di Hotel Sheraton, Bandar Lampung.
Hadir pada acara workshop tersebut Sekretaris Daerah Propinsi Lampung Ir. Sutono, MM., Kepala Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Ir. Agus Wahyudiyono, Kepala Balai Taman Nasional Way Kambas Ir. Subakir, Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia Drs. Widodo S. Ramono, MM., Direktur WCS Indonesia Program DR. Noviar Handayani, MSc., Direktur WWF Indonesia Dr. Arnold Sitompul, Direktur Jenderal KSDAE berhalangan hadir namun diwakili oleh Kepala Subdit PPKK Direktorat KK, Ir. Jefri Susyafrianto, MM. Workshop dihadiri pula oleh WWF Jerman yaitu Michale Zika dan Victoria Mueller.