Badak Sumatera Delilah Ulang Tahun Ke-3

Highlight
P1040466-edit
Badak Sumatera “Delilah” di SRS Taman Nasional Way Kambas. Foto : Drh. Agvinta Nilam

Delilah, anak badak sumatera kedua yang lahir di Sumatran Rhino Sanctuary (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK) tepat berusia 3 tahun pada tanggal 12 Mei 2019.  Delilah lahir di Sumatra Rhino Sanctuary, Taman Nasional Way Kambas Lampung, dan merupakan anak badak kedua hasil perkawinan badak betina Ratu dan badak Jantan Andalas. Pemberian nama Delilah diberikan langsung Presiden Jokowi pada 27 Juli 2016, saat peresmian Taman Nasional Way Kambas (TNWK) sebagai Asean Heritage Park (AHP) ke-36 di Lampung.

Delilah memiliki kakak bernama Andatu, seekor badak jantan, yang sama-sama lahir dari pasangan Ratu dan Andalas. Andatu lahir pada 23 Juni 2012 dan merupakan badak sumatera jantan pertama yang lahir di Indonesia dan yang kedua di Asia, setelah  124 tahun lalu di Calcutta, India.

Orang tua mereka, Ratu mulai tinggal di suaka badak SRS pada 2005, yang diperkirakan usianya saat itu menginjak 5 tahun. Ia diselamatkan dari kawasan di sekitar Desa Labuhan Ratu, sekitar 2 kilometer dari Taman Nasional Way Kambas (TNWK), setelah terdesak keluar dari kawasan hutan.  Sang ayah, Andalas, adalah badak Sumatera kelahiran Kebun Binatang Cincinnati, Amerika Serikat, tahun 2001. Ia pulang ke Indonesia pada 2007.

Dua minggu yang lalu Delilah mengalami sedikit gangguan kesehatan, dimana mengalami kehilangan selera makan selama beberapa hari yang membuat khawatir jajaran pengurus dan dokter di Sumatran Rhino Sanctuary. Diduga  Delilah mengalami gangguan kesehatan yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kondisi imunitas yang menurun karena curah hujan yang ekstrem tinggi selama hampir satu minggu.

Tingginya curah hujan dan banjir di beberapa titik SRS cukup mempengaruhi habitat di wilayah tersebut, dan hal tersebut diatasi dengan penempatan bronjong berongga di titik-titik rawa SRS, jalur air dan perlintasan satwa-satwa yang berada di dalam rawa tidak terganggu. Dengan itu air banjir dapat dengan cepat diserap.

Selain itu dugaan faktor lainnya adanya infestasi protozoa yang tinggi pada saluran pencernaan dan reaksi sensitivitas terhadap obat yang diberikan. Saat ini kondisi Delilah sudah berangsur-angsur membaik dan aktivitasnya sudah menunjukkan aktivitas normal sehari-hari.  Nafsu makan dan minumnya juga sudah meningkat.

Mari kita doakan semoga Delilah dapat tumbuh dengan sehat sebagai penerus kelestarian badak sumatera. Demikian pula para pemeliharanya semoga senantiasa dilimpahi berkah kesehatan dan keberhasilan dalam memelihara dan menangkarkan badak Sumatera.

Badak sumatera mengalami ancaman kepunahan serius karena perburuan liar dan penyusutan habitatnya. Kelahiran Delilah merupakan secerca harapan bagi keberlangsungan spesies badak sumatera. Dukung bersama upaya pelestarian satwa ini sebagai bagian tanggung jawab semua.

No results found.
Menu