Himpunan Mahasiswa Biologi atau sering disebut dengan istilah Himbio adalah salah satu organisasi kemahasiswaan yang dimiliki oleh Universitas Lampung. Himbio dibawah binaan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Sebagai organisasi kemahasiswaan, Himbio memiliki kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan di setiap tahunnya. Salah satu kegiatan yang rutin dilakukan adalah Pekan Konservasi Sumber Daya Alam (PKSDA) Universitas Lampung.
Tahun ini PKSDA sudah masuk usia ke 21 (dua puluh satu) tahun. Rangkaian kegiatan PKSDA XXI dilaksanakan di dalam dan di luar wilayah kampus Unila. Kegiatan di dalam kampus berupa pameran dari instansi/komunitas kehutanan dan lingkungan serta kegiatan perlombaan yang bertema konservasi. Sedangkan kegiatan di luar lingkungan kampus Unila tahun ini difokuskan di TN Way Kambas untuk melakukan kegiatan Aksi Lingkungan penanaman pohon dengan tema “Pohonku Sumber Kehidupanku” di wilayah kelola Restorasi Rawa Kijang SPTN Wilayah III Kuala Penet.
Foto bersama pada acara pembukaan kegiatan Aksi Lingkungan dalam rangkaian PKSDA XXI Unila di depan kantor SPTN III Kuala Penet, TN Way Kambas.
Pada tanggal 14 Mei 2017 kegiatan penanaman dilaksanakan. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, diantaranya TN Way Kambas, Unila, RPU, Alert, dan masyarakat. Seluruh peserta melakukan penanaman pohon bersama di lokasi yang telah disiapkan. Kegiatan penanaman pohon dibantu oleh panitia pelaksana dan RPU. Bibit yang ditanam oleh peserta berjumlah 200 bibit yang terdiri dari 3 jenis, seperti: Medang (Phoebe hainanensis), Puspa (Schima wallichii), dan Pulai (Alstonia scholaris). Ketiga jenis tumbuhan tersebut adalah jenis tumbuhan pakan badak sumatera. Selain menjadi salah satu upaya mengembalikan kondisi hutan TN Way Kambas, penanaman jenis pakan badak ini bertujuan untuk menambah koleksi tumbuhan pakan badak yang ada di area Restorasi Rawa Kijang.
Kegiatan penanaman pohon dalam kegiatan Aksi Lingkungan PKSDA XXI Unila di Restorasi Rawa Kijang, TN Way Kambas.
Dua bulan berselang, pada tanggal 19 Juli 2017 mahasiswa Himbio Unila kembali mengunjungi Restorasi Rawa Kijang. Tujuan kunjungan kali ini adalah untuk melakukan monitoring dan perawatan tumbuhan yang mereka tanam pada pertengahan Mei 2017. Dalam kesempatan ini, para mahasiswa disambut langsung oleh Kepala Balai TN Way Kambas, Kepala Seksi PTN Wilayah I Way Kanan, dan Kepala Seksi PTN Wilayah III Kuala Penet. TN Way Kambas menyambut baik kegiatan yang akan dilakukan oleh para mahasiswa dan YABI. Kunci utama untuk menentukan keberhasilan pertumbuhan tanaman adalah melalui kegiatan perawatan yang dilakukan secara kontinu. Sehingga permasalahan yang terjadi pada tanaman yang telah ditanam dapat diatasi dengan cepat, baik melalui pemupukan maupun penyulaman.
Pengarahan Kepala Balai TN Way Kambas dan Kasi PTN Wilayah I Way Kanan kepada para mahasiswa Himbio Unila.
Pengarahan dari Kasi PTN Wilayah III Kuala Penet dan pengelola restorasi rawa kijang (YABI) sebelum kegiatan para mahasiswa Himbio Unila dilaksanakan
Monitoring tumbuhan dilakukan untuk mengetahui berapa persen tumbuhan yang berhasil hidup, hambatan pertumbuhan tanaman, dan data awal pertumbuhan tumbuhan yang telah ditanam. Sedangkan tahap awal, perawatan yang dilakukan berupa kegiatan pendangiran dan penyulaman. Dari hasil perhitungan, 176 tanaman dari total 200 tanaman (88%) yang ditanam oleh mahasiswa Himbio Unila, masih hidup dan dalam kondisi yang baik.
Kegiatan pengukuran pertumbuhan salah satu tumbuhan pakan badak oleh mahasiswa Himbio Unila yang telah ditanam pada bulan Mei 2017 di Restorasi Rawa Kijang
Kegiatan pengukuran pertumbuhan tanaman dilakukan dengan menentukan sampel tanaman yang akan diukur secara kontinu setiap 1 bulan sekali selama satu tahun. Sampel tanaman yang diambil hanya pada 2 (dua) jenis tanaman yang dominan tumbuh, yaitu jenis Puspa (Schima wallichii) dan Pulai (Alstonia scholaris). Masing-masing jenis diambil sampel tanaman sebanyak 30 tanaman. Jumlah tersebut nantinya akan dibagi menjadi 3 jenis perlakuan pada tanaman, diantaranya: 10 tanaman diberikan pupuk dari kotoran satwa (sapi), 10 tanaman diberikan mulsa (kotoran gajah dan cocopeat), dan 10 tanaman diberikan perlakuan kontrol saja.